Sales Story 2 : Saya Menjual Diri, dan Saya Dipakai Terus Sampai Kini !


Ini bukan syair pantun seorang pramunikmat, juga bukan ratapan penderitaan kupu - kupu malam. Ini adalah pengalaman saya sendiri, seorang salesman.

6 tahun yang lalu, sewaktu saya bekerja sebagai senior sales engineer di sebuah perusahaan penjualan alat berat, saya mendapatkan telepon bisnis dari seseorang yang sedang membutuhkan unit generator set (genset). Beliau mendapatkan nomor saya dari iklan baris di koran JawaPos, karena memang salah satu strategi promosi & introduksi saya adalah dengan beriklan di beberapa koran lokal. Setelah pembicaraan di telepon tersebut, kamipun melakukan appointment untuk membicarakan lebih lanjut mengenai genset. Tempat yang dipilih adalah di sebuah rumah sakit mata di Surabaya.

Sayapun datang ke rumah sakit tersebut. Saya celingak celinguk mencari sosok orang tersebut dan hanya mendapatkan seorang bapak dengan memakai sandal jepit dan tampang kuyu. Pada awalnya saya kira beliau adalah salah satu petugas parkir di rumah sakit tersebut, hanya tanpa pakaian dinas security saja.

Saya bermaksud menanyakan kepada orang tersebut mengenai tempat tepatnya janjian yang disebutkan oleh calon pelanggan saya tadi. Belum sempat saya bersuara, orang tersebut langsung menyambut :"Anda bapak Edy ya? yang jual genset itu kan...yang tadi barusan saya telepon?". Sayapun langsung mengiyakannya walau dalam hati masih belum yakin sosok didepan saya adalah klien potensial.

"Saya butuh genset pak, 250kva. Untuk site saya di cirebon, stone crusher. tapi saya tidak mau menunggu. Hari ini lihat, langsung saya dp dan diatur kirim" sambung dia.
"Oh, tentu pak. Unit yang bapak inginkan kebetulan kita ada stocknya. Sekarang juga saya bisa bawa bapak ke workshop kita untuk lihat unit yang diinginkan." saya menjawab. Dalam hati saya masih belum yakin beliau adalah klien potensial, apalagi mengaku punya site stone crusher, itukan nilai asetnya bisa miliaran.

"Ok, sekarang boleh kita berangkat" ajak beliau.
"Boleh, mari pak" saya persilahkan dia ke mobil saya.

Sepanjang perjalanan saya mencoba mengakrabkan diri, atau lebih tepatnya meyakinkan diri saya bahwa orang ini memang mau membeli genset, bukan seorang makelar apalagi seorang suruhan. Oleh karena saya memang suka berbicara dan selalu berhasil mengakrabkan diri, maka sayapun mendapatkan banyak informasi mengenai beliau, tentunya tanpa bertingkah laku seperti detektif kampungan. Beberapa pertanyaan yang menggundahkan hati terjawab sudah, antara lain :
- Mengapa beliau ingin bertemu di Rumah sakit?
J : Karena beliau sedang menunggu sang ibunda yang sedang dioperasi matanya akibat katarak kronis.
- Mengapa beliau tampak kuyu dan bersandal jepit?
J : Karena beliau selesai menunaikan ibadah sholat dan dalam doa khusyuknya, beliau menangis memohon bantuan-Nya untuk membantu kesembuhan sang bunda. (beliau adalah seorang WN keturunan tionghoa yang menjadi mualaf)
- Mengapa mencari genset di Surabaya? bukankah cirebon lebih dekat dengan jakarta dan anggapannya barang jakarta pasti lebih murah ?
J : Karena dia kebetulan di surabaya dan membutuhkan genset cepat. Selain itu temannya menyarankan dia membeli genset di surabaya karena jakarta banyak calo/makelar yang menipu.
- Kok bisa ya punya site stone crusher ? (eits...ini ga ceng li sebagai pertanyaan, namun tetap bikin penasaran)
J : Dia mulainya udah dari tahun 1996, sebelum krismon. Dari site kecil berubah menjadi besar. Momennya sewaktu mendapatkan kontrak batu (kerikil) dari kontraktor Jepang, diapun berekspansi setelah mendapatkan DP proyek dari kontraktor jepang tsb.
- Selama ini emangnya pakai apa? bukannya sudah jalan, pasti udah punya genset kali?
J : Selama ini rental dan sering bermasalah. Oleh karena itu mau invest saja, lebih menguntungkan katanya.
- Kok buru - buru ?
J : Baru dapat kontrak tambahan dalam periode waktu yang tetap, jadi kuantiti makin besar, tapi waktu pengerjaan tidak bertambah.

Gayung bersambut. Di workshop ada unit genset yang tepat seperti yang diinginkan. Setelah di inspeksi, di tes beban, di cek merek dan typenya, maka beliaupun menanyakan harganya. Sedikit menawar, maka terjadilah kesepakatan dan pembayaran akan dilakukan esok hari. Dalam hati saya berguman, orang ini beli genset kayak beli cabe di pasar, lihat, pegang, tawar, bungkus.....ha..ha...ha...

Sayapun mengantarkan beliau kembali kerumah sakit dan sedikit menanyakan kondisi terakhir ibu yang baru saja dioperasi. Beliau mengatakan bahwa operasi telah selesai dan kondisi si ibu sudah siuman. Kemudian sayapun pamit.

Malamnya saya membeli parcel buah - buahan dan beberapa botol minuman green tea sebagai bawaan saya untuk menjenguk ibunda klien baru tersebut. Sebenarnya tanpa menjengukpun, saya sudah pasti memperoleh penjualan, namun karena saya ingin membuat perkenalan bisnis ini sempurna, maka saya sempatkan hal ini. Saat itu, seluruh keluarga sedang berkumpul dan tampak kebahagiaan. Sedikit kaget, namun beliau begitu senang dengan kedatangan saya. Beliau memperkenalkan saya sebagai temannya kepada ibunya. Kamipun berbincang - bincang mengenai banyak hal malam itu.

Yah...transaksipun selesai, barang sudah dikirim, pembayaran sudah dilakukan...beres !
8 bulan kemudian, bertepatan dengan bulan romadhon dan kemudian lebaran, sayapun mengirimkan paketan oleh - oleh khas jawa timur untuk beliau. Kiriman ini secara tulus keluar dari kocek sendiri. Tidak lupa saya sisipkan kartu lebaran yang bertuliskan kata - kata standart ucapan lebaran, dan saya akhiri dengan "dari teman kecil anda di surabaya" tanpa menyebutkan nama sama sekali. Ternyata dia bisa menebaknya dan kemudian menelepon saya untuk mengucapkan terima kasih.

Hmmm...saat itulah saya menyadari, bahwa hal sekecil apapun yang kita lakukan kepada klien, sesuatu yang tulus dan dari dalam hati, sesuatu yang diluar kebiasaan normatif sales ke klien, sesuatu hal yang mengganggap klien bukan sekedar kepentingan bisnis, tapi bisa juga menjadi teman akrab, maka ada suatu Bonus yang tak terduga......

Apa yang saya dapatkan dari Klien ini ???
Antara lain :
- 3 referensi ke teman beliau untuk pembelian genset 250, 350 & 500 kva. Semuanya jadi, semuanya deal.
- 2 kali pembelian ulang genset dengan kapasitas 250 & 500 kVA
- 1 kali tawaran menjadi wakil perusahaan dia (kontraktor) di Jatim tanpa share modal sama sekali. Tapi ini saya tolak dengan halus dan mengatakan saya pasti akan menginformasikan prospek ke beliau jika ada yang membutuhkannya, tanpa embel2 apapun.
- Hubungan yang terus menerus sampai saat ini,walaupun saya sudah tidak menjadi sales genset lagi. Bahkan beliau tetap mau membeli genset dari saya dan menginginkan saya memilihkan genset untuk dia, padahal dia tahu saya tidak di bisnis genset lagi.

Alhasil judul diatas saya kira tepat untuk menggambarkan sales story ini. Betul tidak? Betu....Betu...Betu....kata si Ipin



No Comments

Leave a Reply